Senin, 07 Juni 2010

Moto Universitas


Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali disampaikan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 2006-2007.

Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernen dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains, dan teknologi modern—termasuk kedokteran—dalam perspektif integrasi ilmu.

Sedangkan Piety mangandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah) dan kesalehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas.

Sedangkan Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam moto knowledge, piety, integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.


Visi, Misi dan Tujuan Universitas

Visi

Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.

Misi

  1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global;
  2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan;
  3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq;
  4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;
  5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Tujuan

  1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, bidang keagamaan, sosial maupun sains dan teknologi;
  2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Tentang UIN

Sejarah Singkat Universitas

Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merayakan "golden anniversary". Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas IAIN al-Jami’ah, periode IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah.

Periode Perintisan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda.

Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh Muslim dengan membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris.

Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain Drs. Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma’ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakulta baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1) Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan.

Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan—sesuai dengan namanya—bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH. Muhammad Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syari’ah) dan Jurusan Dakwah.

Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari bahasa Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral masing-masing mendapatkan gelar Bachelor of Art (BA) dan Doctorandus (Drs). Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan sampai dengan dekade 1980-an.

Periode ADIA (1957-1960)

Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2 tahun.

ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa tambahan mata kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional. Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri’ Islam, Ilmu Kalam/Mantiq, Ilmu Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan.

Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti kuliah di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas belajar. Mereka diselekasi dari pegawai atau guru agama di lingkungan Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia. Kedua, sesuai dengan mandatnya untuk mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) Departemen Agama yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan guru agama Islam modern di sekolah umum.

Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)

Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan menggembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area of studies yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi’ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. IAIN diresmikan Menteri Agama di Gedung Kepatihan Yogyakarta.

IAIN With Wider Mandate

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik dan strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk lebih memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern; McGill University melalui Canadian Internasional Development Agencis (CIDA); Leiden University (INIS); Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu’amalat Indonesia (BMI); dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya.

Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)

Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.

Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut:

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Fakultas Adab dan Humaniora
3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
4. Fakultas Syari’ah dan Hukum
5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
6. Fakultas Dirasat Islamiyah
7. Fakultas Psikologi
8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
9. Fakultas Sains dan Teknologi
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
11. Sekolah Pascasarjana

Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata Satu (S1), 1.273 Sarjana Magister (S2), dan 426 Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.[]

UIN Jakarta Fasilitasi Peserta Magang dari Malaysia

Ditulis oleh Elly Afriani
Senin, 01 Juni 2009 17:35

Reporter: Elly Afriani

Gedung Rektorat, UINJKT Online - Menindaklanjuti MoU dengan Universiti Utara Malaysia (UUM), UIN Jakarta menerima kedatangan 11 mahasiswa/i UUM, Jumat (29/5). Mereka akan magang di beberapa perusahaan di Indonesia.

Kesebelas mahasiswa/i akan magang selama tiga hingga empat bulan. Selama itu, mereka akan dibantu International Office UIN Jakarta yang bertugas sebagai fasilitator.

Dua minggu pertama digunakan untuk orientasi mengenai lingkungan Jakarta terutama lingkungan UIN Jakarta, karena mereka akan tinggal di asrama putra dan asrama putri UIN Jakarta.

"Orientasi ini menyangkut pengenalan wilayah, dan tempat-tempat yang bisa mereka datangi ketika perlu sesuatu seperti bank, supermarket ataupun terminal," jelas Sekretaris International Office Cut Erika Fatimah MBA.

Sejauh ini, International Office tengah menjajaki sejumlah perusahaan yang akan menjadi tempat magang sesuai dengan jurusan mahasiswa/i tersebut.

Kesebelas mahasiswa/i tersebut berasal dari berbagai program studi berbeda yang sedang menjalani masa akhir studinya di UUM. Mereka ada dari jurusan manajemen, hubungan internasional, logistik, dan perhotelan.

Menurut mereka, alasan memilih magang di Indonesia karena lingkungannya yang tidak jauh berbeda dengan Malaysia.

"Teman-teman lain ada yang memilih magang di Selandia Baru, Maldiv, dan negara lain, universiti memberi kebebasan. Kami memilih di sini karena tidak jauh beda dengan Malaysia," jelas salah satu peserta.

Seperti diketahui, tahun kemarin, UIN menerima dua mahasiswa magang dari UUM. Mereka magang di MarkPlus dan Fedex.


http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/1-headline/798-uin-jakarta-fasilitasi-peserta-magang-dari-malaysia.html

27 Mahasiswa Asal Somalia Ikuti Masa Orientasi

Ditulis oleh j
Selasa, 03 November 2009 08:21

Reporter: Jamilah

Kampus I, UIN Online - Sebanyak 27 mahasiswa asal Somalia mengikuti masa orientasi penerimaan mahasiswa baru. Kegiatan dilakukan selama satu hari (29/10) dengan acara di antaranya memperkenalkan fasilitas kampus, Perpustakaan Utama, pengenalan sivitas akademika, dan perkenalan Unit Kegiatan Mahasiswa yang terdapat di Student Center.

"Kami harap dengan kegiatan orientasi ini, para mahasiswa tersebut akan lebih cepat bersosialisasi dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan UIN," ujar Kepala Hubungan dan Kerjasama International Office (IO) UIN, Cut Erika Ananda Fatimah SE MBA saat ditemui UIN Online di Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (29/10).

Untuk mempermudah kegiatan orientasi ini, IO mengikutsertakan beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF). BEMF yang diikutsertakan untuk memandu para mahasiswa yang rata-rata berusia 19 tahun itu antara lain, BEMF Ekonomi dan Bisnis, BEMF Sains dan Teknologi dan BEMF Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Mahasiswa asal Somalia tersebut baru tiba pada Rabu (21/10). Mereka didampingi Dubes Somalia untuk Indonesia Mohamud Olow Barrow. Selama studi di UIN mereka diberikan tempat tinggal di Asrama Putra bagi mahasiswa dan di Asrama Putri Kohati bagi mahasiswi. ()


http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/1-headline/1108-27-mahasiswa-asal-somalia-ikuti-masa-orientasi.html

Pendaftar Jalur SPMB Mandiri Capai 3.217 Peserta

Reporter:Apristia Krisna Dewi

Gedung Akademik, UIN Online - Memasuki bulan kedua masa penerimaan calon mahasiswa baru melalui jalur SPMB Mandiri, peserta yang mendaftar hingga Senin (7/6) ini untuk sementara mencapai 3.217 orang. Jumlah ini merupakan angka yang sudah teregistrasi dari total sekitar 4.000 peserta yang mendaftarkan diri.

Hal itu diungkapkan Kasubag Administrasi Pendidikan MG Hazbullah SPd saat ditemui UIN Online di ruang kerjanya. “Berdasarkan data statistik administrasi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri pendaftar sejak hari pertama dibuka pada Senin (10/5) lalu hingga Senin siang ini mencapai 3.217 orang,” kata Hazbullah.

Dari jumlah itu, calon mahasiswa yang mendaftar di antaranya untuk kategori Paket A (Agama) sebanyak 99 orang, Paket B (Sosial) 1161 orang, Paket C (Sains) 501 orang, Paket BA(Sosial-Agama) 716 Orang, Paket CA (Sains-Agama) 255 orang dan Paket CB (Sains-Sosial) 485 orang.

Menurut Hasbullah, jumlah tersebut akan terus mengalami perubahan setiap harinya. Hal ini mengingat masa pendaftaran calon mahasiwa baru akan berlangsung hingga 2 Juli mendatang.

Prodi terfavorit
Program Studi (prodi) Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, hingga pendaftaran Senin (7/6) tampaknya masih menjadi prodi terfavorit. Prodi ini menempati jumlah peminat tertinggi dengan pendaftar sebanyak 443 orang. Peringkat kedua diduduki Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (417 orang), disusul Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum (391 orang), Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (379 orang), dan Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi (375 orang).

“Akuntansi menempati prodi terfavorit karena pendaftar menganggap prodi inilah yang memberikan peluang kerja yang besar hanya dengan waktu yang singkat,” kata Hazbullah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya alumni prodi tersebut yang memperoleh kesempatan bekerja hanya dalam kurun waktu kurang dari sebulan setiap kelulusannya.

Kuota jalur SPMB Mandiri, menurut Hasbullah, tak lebih dari 3.000 kursi dari total kuota sekitar 6.000 kursi. “Seleksi lainnya melalui jalur PMDK, UMB-PTN, SNMPTN, dan SPMB PTAIN,” papar Hasbullah.

http://uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/1-headline/1488-pendaftar-jalur-spmb-mandiri-capai-3217-peserta.html

Wellcome to our blog

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam perkembangannya menjadi sebuah universitas besar di indonesia menerima mahasiswa dari berbagai daerah di indonesia, bahkan dari luar negeri.

dan untuk itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendirikan Asrama Putra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sarana tempat tinggal mahasiswa dari bernagai daerah maupun manca negara.

untuk sementara ini Asrama Putra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki 3 gedung terpisah sebagai sarana tempat tinggal mahasiswa.

Asrama Putra memiliki lapangan Badminton, dan perangkat tenis meja di setiap gedungnya.